PART-2 : SINERGI DALAM MENGATASI KONFLIK MANAJEMEN
By Hadi Djumhana, SE.MM.
Sahabat yang baik, rating pembahasan "Konflik Manajemen" begitu tinggi, sayangnya sampai dengan saat ini saya belum menemukan statistik problematika konflik manajemen, tetapi dari pengamatan ternyata banyak sekali baik perusahaan maupun instansi yang mengalami konflik yang berakibat bubarnya dan atau meruginya bisnis perusahaan tersebut, bahkan perusahaan-perusahaan atau yayasan-yayasan yang dikelola oleh keluargapun tidak ada jaminan tidak memiliki konflik kepentingan....prihatin sekali bukan.
Kita bahas latar belakang konflik
1. Manusia memiliki persamaan dan perbedaan perilaku - pikiran berbeda sehingga memicu terjadi konflik
2. Manusia berinteraksi dalam kehidupan sosial, dan organisasi.
Konflik organisasi sebagai “perbenturan yang muncul saat perilaku mencapai tujuan tertentu yang ditunjukan suatu kelompok dirintangi atau digagalkan oleh tujuan kelompok lain.” Gareth R. Jones
Karena tujuan, pilihan, dan kepentingan kelompok-kelompok pemangku kepentingan (stake holder) di dalam organisasi berbeda maka konflik adalah suatu yang tidak terelakkan di setiap organisasi.
Konflik Dalam Perspektif Islam
Bahwa konflik dalam kehidupan sosial dan organisasi tidak bisa dihindari, setiap saat kita akan berhadapan dengan konflik.
Konflik dalam terminologi Al-Qur’an sepadan
dengan kata “ikhtilaf” yang berarti berselisih atau berlainan. Dijelaskan dalam ayat Al-Qur’an, Surat Ali Imran Ayat 105 : "Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. mereka Itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat (QS Ali Imran : 105).
Guna menyelesaikan masalah konflik seyogyanya dilakukan melalui cara musyawarah dan mufakat, kesepakatan yang berbuah kepuasan para pihak akan mendapatkan pahala yang besar dari Allah SWT, hal ini tertuang dalam Surat Ali
Imran ayat 159 : "Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu
Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,
tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan ber-musyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertawakkal kepada-Nya".
Emotional Intelligence/Kecerdasan Emosi
Pada umumnya konflik manajemen dipengaruhi oleh sifat ego dan emosi yang tidak terkendali, emosi dapat bersifat destruktif apabila dibiarkan, maka dari itu diperlukan kecerdasan emosi untuk menggunakan cara/gaya dalam menyelesaikan manajemen konflik, sehinga menghasilkan resolusi konflik yang diharapkan. Kecerdasan emosi merupakan jembatan antara yang diketahui dan dilakukan oleh individu. Maka dari itu, semakin tinggi kecerdasan emosi pada diri individu, semakin terampil pula individu melakukan apa yang diketahui benar (M. Hariwijaya, 2005:7).
Upaya Menghindari Konflik sebagai solusi
- Mencegah konflik destruktif
- Menghadirkan komunikasi yang efektif
- Penerapan peraturan yang baku (SOP)
- Menciptakan suasana kerja yang harmonis
- Melakukan kompromi dalam menyelesaikan masalah
Strategi Manajemen Konflik (Management Conflict Strategies)
Berdasarkan teori Manajemen Konflik menurut Thomas, K.W., dan R.H. Kilmann bahwa untuk mengelola situasi yang penuh dengan tekanan “Tidak ada satu ukuran strategi mana yang cocok untuk semua konflik yang terjadi”. Strategi yang terbaik dalam situasi tertentu dan tergantung pada berbagai faktor dan juga tergantung pada tingkat keseriusan konflik yang terjadi.
Konflik dapat dimulai kapan saja dan dimana saja ketika individu yang bersangkutan tidak siap untuk menerima pendekatan jalan tengah bahkan konflik akan mengakibatkan ketegangan dan akhirnya akan merusak hubungan antara satu sama yang lainnya. Untuk itu, kita perlu menangani setiap konflik dengan bijak agar dapat menyelesaikan permasalahan yang kita hadapi ini dengan baik, yaitu :
1. Strategi Akomodatif (Accomodating)
2. Strategi Menghindari (Avoiding)
3. Strategi Berkolaborasi (Collaborating)
4. Strategi Bersaing (Competing)
5. Strategi Berkompromi (Compromising)
Bahwa konflik yang tidak dapat diselesaikan pada akhirnya akan berujung pada ranah hukum, namun demikian sekalipun sudah menjadi keputusan pengadilan pada umumnya akan berakibat pada putusnya hubungan silaturahim.... Naudzubillah Min Dzalik
"Untuk mendapatkan apa yang diinginkan, kau harus bersabar dengan apa yang kau benci." (Imam Ghazali)
Penulis:
Bila dirassakan bermanfaat atas pembahasan di atas, mohon memberikan komentar dan follow, terima kasih.🙏
Comments
Post a Comment